Friday, July 18, 2008

Huruf "A"

Apa yang menarik dari huruf “A” selain statusnya sebagai yang pertama dan selalu disandangkan kepada orang-orang pintar sebagai nilai kesuksesannya? Bagiku ada satu lagi, khususnya untuk masyarakat Jakarta yang gemar atau sehari-harinya terpaksa naik bis.

Huruf “A” selalu jadi awalan tetapi tidak berhubungan dengan nilai baik, ialah digunakan oleh para kernet untuk mengawali penyebutan tujuan bis ketika menawarkan kepada penumpang di luar. Maklum, Jakarta belum Singapore apalagi London. Tulisan tujuan yang dipasang di atas bis jarang atau bahkan hampir tidak dilihat. Hanyalah kalimat yang diteriakkan dari mulut serba kering dan berbau dari kernet yang jadi fokus perhatian.

“Aaa … labu labu labu!!!” atau “Aaa … blem blem blem!!!”. Artinya, kernet menawarkan jurusan Pondok Labu atau Blok-M. Demikian sulit meneriakkan nama tujuan yang panjang itu sehingga selalu dipersingkat.

“Tapi kok selalu diawali huruf “A” yo Mas?”, tanya seorang teman yang baru pertamakali naik bis di Jakarta.
“Ah mbuh. Ra ruh (ah ngga tau)”, jawab teman di sebelahnya yang kelaparan dan ngantuk.

No comments: