Friday, March 20, 2009

Equilibrium (2)


Calabria Serra, March, 2009


Sunyi sekali.

Pagi ini , dalam penelitian batin, aku menjawab dorongan hatiku untuk menyelami lebih jauh perkara diriku dengan Dia yang memanggilku.


Di hari-hari yang lalu aku merasa sungguh berada di hadapan wajahNya, bahkan dalam kesepian yang dalam sekalipun, juga di dalam pekerjaan sehari-hari. Aku merasa dijaga dan hangat di dalamnya. Tetapi pagi ini sebersit pertanyaan di hati muncul :"benarkah aku yakin bahwa Dia ada di hadapanku dan aku berada di hadiratNya?"


Damai. Kata pertama yang kubisikkan kepada diriku setelah melihat lebih jauh dorongan yang muncul dalam batin, juga untuk menyadari kehadiranku dalam pagi yang dingin hari ini. Sadar bahwa aku ada, bergerak, bernafas, dan hidup.


Pandanglah Dia. Ajakanku kepada diriku untuk hadir di hadiratNya.


Tetapi entah kenapa aku berhenti setelahnya, dan muncul dalam hati suatu kalimat yang begitu lembut, membisikkan kata-kata yang menggoncang hatiku :"rasakan lebih dalam ... dan dalam ... lebih dalam di lubuk hati ... Coba sejenak lepaskan pikiranmu dan bertanyalah kepada hatimu yang terdalam : apakah aku percaya bahwa Dia ada? Apakah benar Dia ada di hadapanku?" Lalu, seperti tak ada pilihan lagi dan aku menjawab :"Dia tidak ada. Maafkan aku, tetapi aku merasa Engkau tidak ada. Engkau begitu sulit kuraih".


Lonceng berdentang. Tanda ibadat pagi hendak dimulai. Dan hatiku merasa sunyi sekali.


No comments: